Tuesday, November 8, 2011

AntiBiotik


ANTIBIOTIK
Antibiotik berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari Anti (lawan),Bios (hidup). Antibiotik adalah Suatu zat kimia yang dihasilkan oleh bakteri ataupun jamur yang berkhasiat obat apabila digunakan dalam dosis tertentu dan berkhasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman dan toksisitasnya tidak berbahaya bagi manusisa.
Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penggunaan Antibiotika
Harus mempertimbangkan faktor-faktor :
· Gambaran klinis adanya infeksi yang diderita
· Faktor sensitivitas bakteri terhadap antibiotik
· Fungsi ginjal dan hati pasien
· Biaya pengobatan
Antibiotika Kombinasi diberikan apabila pasien :
v Pengobatan infeksi campuran
v Pengobatan pada infeksi berat yang belum jelas penyebabnya
v Efek sinergis
v Memperlambat resistensi
Mekanisme Kerja Antibiotika yang bekerja pada sel tubuh manusia terdiri dari Menekan sintesis protein (Misal : kloramfenikol, tetrasiklin, aminoglikosida, makrolida, linkomisin). Bekerja pada dinding sel (Misal : Penisilin, sefalosporin, sikloserin, basitrasin & vankomisin).Bekerja pada membran sel(Misal : Polimiksin)
Berdasarkan kemampuannya membunuh mikroba Antibiotik dibagi menjadi dua yaitu ; Bersifat bakterisid (Misal : penisilin, sefalosporin, aminoglikosida, polipeptida). Bersifat bakteriostatik (Misal : tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, sulfonamida) Aktivitas dari antibiotika dinyatakan dalam mg. Kecuali zat yang belum dapat diperoleh 100% murni dan terdiri dari beberapa campuran zat (misal Nistatin,polimiksin B, basitrasi Þ IU (International Unit)).
Penggolongan Antibiotika
  1. Penisilin
  2. Sefalosporin
  3. Aminoglikosida
  4. Tetrasiklin
  5. Sulfanilamida
  6. Kuinolon
  7. Makrolida
  8. Linkomisin
  9. Polipeptida
  10. Kloramfenikol
  11. Antibiotik lainnya
1. Gol. b-laktam
A. Penisilin
Dihasilkan oleh fungi Penicillinum chrysognum.Memiliki cincin b-laktam yang diinaktifkan oleh enzim b-laktamase bakteri.Aktif terutama pada bakteri gram (+) dan beberapa gram (-)Contoh : amoksisilin, ampisilin.Untk meningkatkan ketahanan thp b-laktamase Þ penambahan senyawa untuk memblokir & menginaktivasi b-laktamase. Misal :Amoksisilin + asam klavulanat,Ampisilin + sulbaktam,Piperasilin + tazobaktam.
Efek samping : reaksi alergi Þsyok anafilaksis Þ kematian,Gangguan lambung & usus.Pada dosis amat tinggi dapat menimbulkan reaksi nefrotoksik dan neurotoksik.Aman bagi wanita hamil & menyusui
B. Sefalosporin
Dihasilkan oleh jamur Cephalosporium acremonium.Spektrum kerjanya luas meliputi bakteri gram positif dan negatif termasuk E.coli, Klebsiella dan Proteus.
Penggolongan sefalosporin berdasarkan aktivitas & resistensinya terhadap b-laktamase
Generasi I Þ aktif pada bakteri gram positif. Pada umumnya tidak tahan pada b laktamase. Misal : sefalotin, sefazolin, sefradin, sefaleksin, sefadroksil. Digunakan secara oral pada infeksi sal. kemih ringan, infeksi sal. pernafasan yang tidak serius
Generasi II Þ lebih aktif terhadap kuman gram negatif. Lebih kuat terhadap blaktamase. Misal : sefaklor, sefamandol, sefmetazol,sefuroksim
Generasi III Þ lebih aktif terhadap bakteri gram negatif , meliputi P. aeruginosa dan bacteroides. Misal : sefoperazone, sefotaksim, seftizoksim, sefotiam, sefiksim.Digunakan secara parenteral,pilihan pertama untuk sifilis
Generasi IV Þ Sangat resisten terhadap laktamase. Misal: sefpirome dan sefepim
c. Monobaktam
Dihasilkan oleh Chromobacterium violaceum Bersifat bakterisid, dengan mekanisme yang sama dengan gol. b-laktam lainnya.Bekerja khusus pada kuman gram negatif aerob misal Pseudomonas, H.influenza yang resisten terhadap penisilinase Contoh : aztreonam
3. Aminoglikosida
Dihasilkan oleh fungi Streptomyces & micromonospora.Mekanisme kerjanya : bakterisid, berpenetrasi pada dinding bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom dalam sel Contoh : streptomisin, kanamisin, gentamisin, amikasin, neomisin
Penggunaan Aminoglikosida Streptomisin & kanamisin Þ injeksi pada TBC juga pada endocarditis,Gentamisin, amikasin bersama dengan penisilin pada infeksi dengan Pseudomonas,Gentamisin, tobramisin, neomisin juga sering diberikan secara topikal sebagai salep atau tetes mata/telinga,Efek samping : kerusakan pada organ pendengar dan keseimbangan serta nefrotoksik.
4. Tetrasiklin
Diperoleh dari Streptomyces aureofaciens & Streptomyces rimosus Meliputi : tetrasiklin, oksitetrasiklin, doksisiklin dan minosiklin (long acting) Khasiatnya bersifat bakteriostatik , pada pemberian iv dapat dicapai kadar plasma yang bersifat bakterisid lemah.Mekanisme kerja : mengganggu sintesis protein kuman Spektrum kerjanya luas kecuali thp Psudomonas & Proteus. Juga aktif thp Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata), leptospirae, beberapa protozoa. Penggunaan : infeksi saluran nafas, paru-paru, saluran kemih, kulit dan mata. Namun dibatasi karena resistensinya dan efek sampingnya selama kehamilan & pada anak kecil.
5. sulfonamida
Merupakan antibiotika spektrum luas terhadap bakteri gram positrif dan negatif. Bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerja : mencegah sintesis asam folat dalam bakteri yang dibutuhkan oleh bakteri untuk membentuk DNA dan RNA bakteri. Kombinasi sulfonamida : trisulfa (sulfadiazin, sulfamerazin dan sulfamezatin dengan perbandingan sama),Kotrimoksazol (sulfametoksazol + trimetoprim dengan perbandingan 5:1),Sulfadoksin + pirimetamin.
Penggunaan
è Infeksi saluran kemih : kotrimoksazol
è Infeksi mata : sulfasetamid
è Radang usus : sulfasalazin
è Malaria tropikana : fansidar
è Mencegah infeksi pada luka bakar : silver sulfadiazin
è Tifus : kotrimoksazol
è Radang paru-paru pada pasien AIDS : kotrimoxazol
Sebaiknya tidak digunakan pada kehamilan teruama trimeseter akhir Þ icterus, hiperbilirubinemia
6. KUINOLON
Berkhasiat bakterisid pada fase pertumbuhan kuman, dgn menghambat enzim DNA gyrase bakteri sehingga menghambat sintesa DNA.
Penggolongan :
Generasi I Þ asam nalidiksat dan pipemidat digunakan pada ISK tanpa komplikasi Generasi II Þ senyawa fluorkuinolon misal siprofloksasin, norfloksasin, pefloksasin,ofloksasin.Spektrum kerja lebih luas, dan dpt digunakan u/ infeksi sistemik lain.
Zat-zat long acting Þ misal sparfloksasin, trovafloksasin dan grepafloksasin.Spektrum kerja sangat luas dan meliputi gram positif.
7. Makrolida
Meliputi : eritromisin, klaritromisin, roxitromisin, azitromisin, diritromisin serta spiramisin Bersifat bakteriostatik.Mekanisme kerja : pengikatan reversibel pada ribosom kuman, sehingga mengganggu sintesis protein.Penggunaan : merupakan pilihan pertama pada infeksi paru-paru
8. Linkomisin
Dihasilkan oleh : Streptomyces lincolnensis Sifatnya : bakteriostatis Meliputi : linkomisin dan klindamisin. Spektrum kerja lebih sempit dari makrolida terutama thp gram positif dan anaerob.Penggunaan : aktif terhadap Propionibacter acnes shg digunakan secara topikal pada acne
9. Polipeptida
Berasal dari Bacillus polymixa.Bersifat bakterisid berdasarkan kemampuannya melekatkan diri pada membran sel bakteri sehingga permeabilitas meningkat & akhirnya sel meletus.Meliputi : Polimiksin B dan polimiksin E (colistin), basitrasin dan gramisidin.Spektrumnya sempit, polimiksin hanya aktif terhadap bakteri gram negatif. Sebaliknya Basitrasin dan gramisidin aktif thp kuman gram positif.Penggunaan : Karena sangat toksis pada ginjal dan organ pendengaran, maka penggunaan secara sistemik sudah digantikan, lebih banyak digunakan sebagai sediaan topikal (sebagai tetes telinga yang berisi polimiksin sulfat, neomisin sulfat, salep mata/tetes mata yang berisi basitrasin, neomisin
10. Antibiotika Lainnya
KLORAMFENIKOL
Bersifat bakteriostatik thp Enterobacter & S. aureus berdasarkan perintangan sintesis polipeptida kuman Bersifat bakterisid thp S. pneumoniae, N. meningitidis & H. influenzaePenggunaannya secara oral, sejak thn 1970-an dilarang di negara barat karena menyebabkan anemia aplastis. Sehingga hanya dianjurkan pada infeksi tifus (salmonella typhi) dan meningitis (khusus akibat H. influenzae)Juga digunakan sebagai salep 3% tetes/salep mata 0,25-1%.Turunannya yaitu tiamfenikol.
Vankomisin
Dihasikan oleh Streptomyces orientalis.Bersifat bakterisid thp kuman gram positif aerob dan anaerob.Merupakan antibiotik terakhir jika obat-obat lain tidak ampuh lagi

RPP Ikatan Kimia


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) No 3
Satuan Pendidikan      :
Mata Pelajaran            : Kimia
Kelas / Semester          : X1/I
Materi                          : Ikatan Ion
Waktu                         :  2  jam pelajaran (2 x 45 menit)

I.              Standar Kompetensi
Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia
II.           Kompetensi Dasar
Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan koordinasi, dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk.
III.        Indikator
v  Menjelaskan kecenderungan atom-atom membentuk ikatan.
v  Menggambarkan susunan elektron valensi atom-atom gas mulia (duplet atau oktet) dan atom-atom selain gas mulia.
v  Mendeskripsikan proses terjadinya ikatan ion.
v  Meramalkan rumus kimia senyawa ion.
IV.        Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat,
v  Menjelaskan kecenderungan atom-atom membentuk ikatan.
v  Menggambarkan susunan elektron valensi atom-atom gas mulia (duplet atau oktet) dan atom-atom selain gas mulia.
v  Mendeskripsikan proses terjadinya ikatan ion.
v  Meramalkan rumus kimia senyawa ion.
V.           Materi Pembelajaran
Susunan Elektron Yang Stabil
Pada umumnya atom tidak berada dalam keadaan bebas, tetapi bergabung dengan atom lain membentuk senyawa. Dari 90 buah unsur alami ditambah dengan belasan unsur buatan, dapat dibentuk senyawa dalam jumlah tak hingga. Atom-atom bergabung menjadi senyawa yang lebih stabil dengan mengeluarkan energi. Atom-atom bergabung karena adanya gaya tarik-menarik antara dua atom. Gaya tarik-menarik antar atom inilah yang disebut ikatan kimia.
Konsep ikatan kimia pertama kali dikemukakan oleh Gilbert Newton Lewis dan Langmuir dari Amerika Serikat, serta Albrecht Kossel dari Jerman pada tahun 1916. Adapun konsep tersebut sebagai berikut:
Ø  Kenyataan bahwa gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) sukar membentuk senyawa (sekarang telah dapat dibuat senyawa dari gas mulia Kr, Xe, dan Rn), merupakan bukti bahwa gas-gas mulia memilki susunan elektron yang stabil.
Ø  Setiap atom memiliki kecenderungan untuk mempunyai susunan elektron yang stabil seperti gas mulia, dengan cara melepaskan elektron, menerima elektron, atau menggunakan pasangan elektron secara bersama-sama. Bagaimana hal ini terjadi?
Sebuah atom cenderung melepaskan elektron apabila memiliki elektron terluar 1, 2, atau 3 elektron dibandingkan konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat.
Contoh:
11Na       :  2  8  1
Gas mulia terdekat ialah 10Ne : 2 8. Jika dibandingkan dengan atom Ne, maka atom Na kelebihan satu elektron. Untuk memperoleh kestabilan, dapat dicapai dengan cara melepaskan satu elektron.
Na (2 8 1) → Na+  (2 8) + e
Sebuah atom cenderung menerima elektron apabila memiliki elektron terluar 4, 5, 6, atau 7 elektron dibandingkan konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat.
Contoh:
9F           : 2 7
Konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat ialah 10Ne : 2 8. Konfigurasi Ne dapat dicapai dengan cara menerima satu elektron.
F (2 7) + e → F (2 8)
Jika masing-masing atom sukar untuk melepaskan elektron (memiliki keelektronegatifan tinggi), maka atom-atom tersebut cenderung menggunakan elektron secara bersama dalam membentuk suatu senyawa. Cara ini merupakan peristiwa yang terjadi pada pembentukan ikatan kovalen. Misalnya atom fluorin dan fluorin, keduanya sama-sama kekurangan elektron, sehingga lebih cenderung memakai bersama elektron terluarnya.
Jika suatu atom melepaskan elektron, berarti atom tersebut memberikan elektron kepada atom lain. Sebaliknya, jika suatu atom menangkap elektron, berarti atom itu menerima elektron dari atom lain. Jadi, susunan elektron yang stabil dapat dicapai dengan berikatan dengan atom lain.
Tabel 3.1
Konfigurasi elektron atom gas mulia

Dari konfigurasi elektron gas mulia tersebut, Lewis dan Kossel menarik kesimpulan bahwa konfigurasi elektron suatu atom akan stabil apabila elektron terluarnya 2 (duplet) atau 8 (oktet).
Pada saat terbentuk ikatan kimia, setiap atom yang bergabung harus memenuhi aturan duplet atau oktet, dengan cara menerima atau melepaskan elektron (terjadi perpindahan elektron).

IKATAN ION
Ikatan ion (elektrovalen) adalah ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatik antara ion positif dan ion negatif, ini terjadi karena kedua ion tersebut memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar. Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (logam) dengan atom yang menerima elektron (non logam). Atom yang melepas elektron berubah menjadi ion positif, sedangkan atom yang menerima elektron menjadi ion negatif. Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini, terjadi tarik-menarik (gaya elektrostatik) yang disebut ikatan ion.
Contoh:

Pembentukan senyawa natrium klorida (NaCl) dari atom natrium dan atom klorin.
Molekul NaCl
11Na       : 2 8 1
17Cl        : 2 8 7

Agar memenuhi kaidah oktet, maka atom Na harus melapaskan 1 elektron, dan atom Cl harus menangkap 1 elektron. Jadi, atom Na memberikan 1 elektron kepada atom Cl.
Na+   : 2 8
Cl-     : 2 8 8
Antara Na+ dan Cl- terjadi tarik-menarik, sehingga kedua ion itu bergabung membentuk NaCl.
Pembentukan ikatan NaCl

Senyawa-senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion disebut senyawasenyawa ionik.

Dengan berpatokan pada aturan oktet, maka rumus empiris senyawa ion dari pasangan logam dan nonlogam dapat diramalkan.
Adapun sifat-sifat senyawa ion adalah :
v   Titik lebur dan titih didih larutan tinggi
v   Mudah larut dalam pelarut polar
v   Dalam fasa (padat), cair (lelelan dan larutan)
v   Menghantarkan listrik dalam larutan

VI.        Sumber / Alat Bantu
1.    Sumber
LKS, Buku Kimia untuk SMA Kelas X Penerbit Erlangga tahun 2007. Penyusun Michael Purba.
2.    Alat Bantu
Tabel Periodik Modern
Charta
VII.     Metode / Pendekatan
1.    Metode
Ceramah
Diskusi informasi
Tanya jawab
2.    Pendekatan
Student Teams-Achievement Divisions

VIII.  Langkah-langkah Kegiatan
1.    Tatap Muka
Rincian Kegiatan
Waktu
a.   Pendahuluan (Apersepsi)
-       Prasyarat Pengetahuan
Konfigurasi Elektron dan elektron valensi
-       Motivasi
Seringkah kalian melihat atau memakan garam dapur? Sepertinya garam dapur menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan kita. Rumus empiris senyawa garam dapur adalah NaCl. Pernahkan kalian bertanya kenapa Na berikatan dengan Cl membentuk NaCl? Lalu kenapa harus NaCl? Kenapa tidak NaCl2?
-       Masalah
Bagaimana peranan elektron dalam ikatan kimia?
Apa yang mendasari atom-atom berikatan satu sama lain membentuk senyawa?
b.  Kegiatan Inti
-       Eksplorasi
Siswa menggali informasi melalui diskusi informasi yang dipimpin oleh guru.
-       Elaborasi
v Siswa membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen (prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
v Guru memberi tugas kepada kelompok itu untuk dikerjakan, siswa yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
v Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa, pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
-       Konfirmasi
Siswa meramalkan rumus kimia senyawa berdasarkan aturan oktet dan menggambarkan proses pembentukan senyawa ion..
c.   Penutup
-       Refleksi terhadap kebesaran penciptaan Allah SWT.
-       Kesimpulan
15’













60’














15’
2.    Penugasan Terstruktur
-
3.    Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur
Mencari sumber belajar lain (buku, majalah, internet) yang berkaitan dengan senyawa ionik.

IX.        Penilaian
1.    Prosedur Penilaian
Tes tertulis bentuk Uraian
Kuis
2.    Instrumen Penilaian
No
Indikator soal
Soal
Jenjang
1
Menjelaskan kecenderungan atom-atom membentuk ikatan
a.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan aturan oktet?
b.      Dengan cara apa unsur bukan gas mulia dapat mencapai konfigurasi oktet?
C1
2
Menggambarkan susunan elektron valensi atom-atom gas mulia (duplet atau oktet) dan atom-atom selain gas mulia
Gambarlah lambang lewis dari unsur-unsur berikut: Na, Ca, Cl, dan Ar. Cara bagaimana yang paling mungkin terjadi pada masing-masing unsur tersebut untuk mencapai aturan oktet, melepas atau menyerap elektron? Jelaskan jawabanmu.
C3
3
Mendeskripsikan proses terjadinya ikatan ion
Unsur A, B, C, dan D berturut-turut mempunyai nomor atom 17, 18, 19, dan 20.
a.       Tulislah konfigurasi elektron dari unsur-unsur tersebut.
b.      Apakah unsur A dapat bereaksi dengan unsur C? jika ya, gambarkan proses terjadinya reaksi tersebut!
C2
4
Meramalkan rumus kimia senyawa ion
Ramalkan rumus kimia senyawa yang dapat terbentuk dari:
a.       Na dengan O
b.      Mg dengan N
C2

3.    Pedoman Penilaian
No
Kunci/Aspek yang dinilai
Skor
1
a.    Kecenderungan unsur-unsur menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia terdekat.
b.    Dengan cara melepaskan elektron, menerima elektron, atau menggunakan pasangan elektron secara bersama-sama
5

5
2
Lambang lewis
11Na : 1s2 2s2 2p6 3s1
Elektron valensi Na = 1
Melepas 1 elektron untuk mencapai oktet
20Ca : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
Elektron valensi Ca = 2
Melepas 2 elektron untuk mencapai oktet
17Cl  : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
Elektron valensi Cl = 7
Menerima 1 elektron untuk mencapai oktet
Ar18Ar  : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p8
Elektron valensi Ar = 8
Sudah oktet



10


10


10


10
3
a.    17A  : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
b.    18B  : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
c.    19C  : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6  4s1
d.   20D  : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
Ya, unsur A dapat bereaksi dengan unsur C. Unsur A dengan elektron valensi 7 membutuhkan 1 elektron lagi untuk mencapat oktet. Sementara unsur C dengan elektron valensi 1 cenderung melepas 1 elektron untuk mencapai oktet.
Prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut!
 








3
3
3
3







8
4
a.    11Na  (1s2 2s2 2p6 3s1)         11Na+  (1s2 2s2 2p6 )   + e-         
8O + 2e-     (1s2 2s2 2p4)        8O2-     (1s2 2s2 2p6)          
Na+ berikatan dengan O2- membentuk Na2O     
b.    12Mg (1s2 2s2 2p6 3s2)                  12Mg2+  (1s2 2s2 2p6 3s2)  + 2e-       
7N   + 3e-  (1s2 2s2 2p3)              7N3-      (1s2 2s2 2p6) 
Mg2+  berikatan dengan N3-  membentuk Mg3N2
15


15
Jumlah
100
Nilai maksimum = 100/100 x 100 = 100
Nilai = jumlah jawaban benar/100 x 100

                                                                              
Mengetahui:                                                                                         Bandung, .......................
Guru Pamong,                                                                                      Praktikan,



.....................................                                                                        .................................
NIP.                                                                                                     NIM:
Menyetujui,
Kepala Sekolah


_________________________
                                                    NIP.